Royal Star – Bulan Februari merupakan bulan yang ‘ramai’ akan event, baik itu religi, budaya maupun politik. Bulan ini kita terdapat beberapa hari besar seperti Isra Mi’raj bagi umat muslim, yang akan di susul dengan perayaan Imlek yang bertabur budaya Tionghoa. Nah, pada pertengahan Februari, akan terselenggara pesta demokrasi yaitu pemilihan Presiden dan anggota Legislatif. Pesta demokrasi atau pemilu ini akan di ikuti seluruh rakyat Indonesia, serempak dari Sabang sampai Merauke.
Dalam pemilu, kita semua berhak memilih para calon wakil rakyat, berdasarkan keinginan dan pilihan kita sendiri. Mereka para calon wakil rakyat yang ingin mencalonkan diri menjadi anggota legislatif negara biasanya mengadakan kampanye, untuk memperkenalkan program kerjanya sekaligus menarik simpati dari masyarakat luas. Dalam masa kampanye, para caleg dan capres biasanya melakukan berbagai kegiatan seperti pesta rakyat, pagelaran musik dan budaya, atau kegiatan lainnya yang di lakukan di tengah-tengah masyarakat.
Lembaga yang bertanggung jawab atas pemilu adalah KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan pengawasnya adalah Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu). KPU akan mengatur segala tata cara dan aturan bagi para caleg dan capres selama masa kampanye, dan Bawaslu akan mengawasi apakah ada hal yang di langgar atau tidak dalam masa kampanye. Dalam masa kampanye, banyak hal terjadi, mulai dari sentiment antar simpatisan, hingga hal-hal jenaka yang trending di jejaring sosial. Nah, kali ini kita akan bahas serba-serbi pemilu 2024 ini guys, Simak ulasan ini sampai selesai ya!
Jelang Pemilu Indonesia: Spanduk, Bendera & Atribut Kampanye yang Bikin Sesak Mata
Di era digital ini, kampanye menggunakan spanduk dan bendera masih menjadi pilihan para caleg dan partai-partai politik. Selama kampanye, di sepanjang jalan, jembatan/flyover, bahkan gapura di hiasi oleh spanduk dan atribut-atribut kampanye lainnya. Banyak orang yang menganggap atribut-atribut kampanye tersebut merusak pemandangan, karena tidak di tata dengan rapi, dan terkesan hanya asal tempel saja. Terlebih, baru-baru ini ada berita sepasang lansia yang terjatuh dari motornya akibat tertimpa spanduk yang terlepas. Ini merupakan akibat dari semrawutnya pemasangan atribut kampanye di ruang publik.
Lebih di sesalkan lagi adalah ketika spanduk-spanduk tersebut di paku di pohon-pohon yang berada di pinggir jalan. Selain merusak estetika, hal tersebut juga banyak di kritik oleh pegiat lingkungan karena di anggap merusak lingkungan. Alangkah baiknya, para politisi juga memperhatikan kebersihan, keindahan dan keasrian lingkungan.
Menurut starmin, kampanye menggunakan media sosial dan media digital akan lebih efektif untuk menarik simpati, terutama bagi genrasi millennial hingga gen-z yang sangat peka dengan media sosial. Hal ini juga dapat mengurangi pemasangan spanduk yang ‘tidak pada tempatnya’, agar tata kota dan estetika di ruang publik semakin baik. Biar pemilu makin baik, yuk kita sama-sama bijak berkampanye agar lingkungan kita tetap indah
Tren Anggota KPPS di Media Sosial
KPPS adalah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, di mana tugas mereka adalah mengawal surat suara saat pemilihan dan melakukan penghitungan suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara) setelah pemilihan berlangsung. Pada pemilu kali ini, penyeleksian anggota KPPS semakin ketat, agar pemilu tahun ini dapat berjalan dengan baik. Bahkan anggota KPPS harus lolos tes kesehatan, mengingat agenda pemilu yang begitu padat dan menguras tenaga. Berkaca dari pemilu sebelumnya, sejumlah anggota KPPS meninggal saat bertugas karena kelelahan, akibat padatnya pekerjaan selama pemilu.
Kini anggota KPPS juga di bekali dengan pengetahuan teknis terkait pekerjaan pra pemilu, saat pencoblosan berlangsung, dan pasca pemilu. Anggota KPPS juga mendapatkan gaji selama bertugas saat pencoblosan yang besarannya sekitar Rp. 1.100.000,- hingga Rp. 1.200.000,-. Di harapkan, KPPS dapat memandu jalannya pemilu di setiap TPS, agar pemilu berlangsung sesuai dengan asas pemilu yaitu LUBERJURDIL (Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil).
Di media sosial, marak tren jenaka tentang KPPS. Saking ketatnya seleksi KPPS, netizen mengibaratkan seperti seleksi masuk CPNS. Banyak dari netizen yang memparodikan menjadi anggota KPPS bisa jadi idaman para mertua layaknya PNS. Konten-konten tersebut banyak bersliweran di media sosial seperti Instagram dan Tiktok. Tentu hal ini menjadi hiburan ditengah situasi pemilu rentan dipenuhi oleh sentiment antar pendukung caleg atau capres-cawapres. Nah bagi kalian yang butuh hiburan ditengah pemilu ini, konten netizen tentang parodi KPPS ini bisa menjadi salah satu hiburan yang menarik di sosial media.
Pemilu, Wajah Terlaksananya Demokrasi Dengan Baik
Indonesia merupakan negara yang menganut system demokrasi. Dimana para pemimpin dan wakil rakyat dipilih oleh seluruh rakyat dengan sistem pemilu. Pemilu merupakan wajah demokrasi, artinya jika pemilu tidak terlaksana dengan baik, mencerminkan demokrasi yang belum berhasil diterapkan. Oleh karena itu, Bawaslu berperan penting dalam mengawasi jalannya pemilu agar tetap bersih dari kecurangan-kecurangan yang dapat terjadi.
Kita berharap, pesta demokrasi tahun 2024 ini menjadi ajang para caleg dan capres-cawapres untuk membangun Indonesia dengan lebih baik, serta menampung aspirasi rakyat dari Sabang sampai Merauke. Untuk itu, semua elemen masyarakat juga harus menyokong terwujudnya pemilu yang adil, aman dan nyaman. Mulai dari kampanye yang sehat dan damai, mari hilangkan fanatisme berlebihan, agar pemilu tetap damai tanpa sentiment yang subjektif. Ingat, pilih sesuai pilihan tanpa intervensi dari pihak lain. Tapi kalau urusan memilih souvenir dan merchandise, ya cuma Royal Star pilihannya! Sampai ketemu di konten-konten selanjutnya guys!
2 comments
Mag-sign up sa Binance
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.
Tim Website RoyalstarAuthor
ok can i help you